Kamis, 06 Agustus 2015

Menyaksikan Sejarah di Ambarawa

Ambarawa merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Tempat ini merupakan saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia di masa kolonial Belanda. Tidak heran, karena Ambarawa merupakan salah satu basis Belanda di Pulau Jawa, Ada beberapa peninggalan sejarah yang dapat kita temui di tempat ini. Selama di Ambarawa, saya mengunjungi Museum Kereta Api Ambarawa dan Monumen Palagan Ambarawa

Slogan pejuang Indonesia dalam menghadapi tentara kolonial

Destinasi pertama yang saya datangi adalah Museum Kereta Api Ambarawa. Dahulu, Museum ini merupakan stasiun kereta api aktif. Stasiun kereta api Ambarawa dibangun pada tahun 1873. Pada 1976, Stasiun ini diubahfungsikan menjadi Museum oleh Gubernur Jawa Tengah pada masa itu. Di Museum ini, pengunjung dapat melihat kereta uap bergerigi yang sangat langka. Konon, kereta uap bergerigi hanya ada tiga di dunia, yaitu di Indonesia, Swiss, dan India.

Sayang sungguh sayang, saat saya datang, Museum ternyata ditutup karena sedang direnovasi.


Tapi sebagai backpacker (ngaku-ngaku), ada sedikit sifat nekat dalam diri saya. Saya melihat bahwa ada pagar yang bisa dipanjat. Setelah lirik kanan kiri oke, tidak ada penjaga, saya memanjat pagar dan melihat kereta yang legendaris itu.




Keadaan mulai tidak kondusif ketika ada beberapa pekerja bangunan yang saya lihat di kejauhan. Takut dikira maling, lebih baik saya kabur. Dan, saya pun beralih ke Palagan Ambarawa.

Jarak dari Museum Kereta Api Ambarawa ke Monumen Palagan Ambarawa sekitar 750 meter. Kita bisa jalan kaki atau naik angkot. Tiket masuk Monumen Palagan Ambarawa seharga 5 ribu rupiah. Di sini, pengunjung dapat melihat Museum Isdiman, Monumen Palagan Ambarawa, dan peninggalan perang seperti pesawat tempur, mobil, dan sebagainya.

Tempat ini merupakan saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Pada 20 Oktober 1945, datanglah pasukan Sekutu dan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ke Semarang. Mereka datang untuk membebaskan tentara Belanda yang ditawan pihak Indonesia. Namun, Sekutu dan NICA malah mempersenjatai para tawanan sehingga hal itu malah menimbulkan kemarahan di pihak Indonesia.

Di Magelang, pihak Sekutu membuat kekacauan karena berusaha melucuti Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pertempuran antara Sekutu dan Indonesia dimulai. Pertempuran di Magelang dapat berakhir karena perjuangan para tentara Indonesia dan diplomasi Bung Karno. Namun, diam-diam, Sekutu bertolak menuju Ambarawa dan berupaya menduduki dua Desa. Pasukan yang dipimpin Letkol. Isdiman berhasil merebut kedua desa tersebut (Letkol.Isdiman akhirnya gugur dalam pertempuran). Pertempuran di Ambarawa berakhir pada 15 Desember 1945 ketika tentara Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan memikul mundur Sekutu ke Semarang.







Bnayak terdapat peninggalan sejarah di Palagan Ambarawa. Pengunjung dapat melihat peralatan-peralatan yang dipakai untuk pertempuran, seperti: kendaraan lapis baja, meriam, granat, pakaian para prajurit, dan bahkan pesawat terbang. Saya seakan-akan ikut meresapi apa yang dirasakan oleh para pejuang Indonesia pada masa itu. Sekian perjalanan saya di Ambarawa. Saya memang senang sekali belajar sejarah. Menurut saya, kurang lengkap rasanya apabila hanya belajar sejarah dari buku atau film. Lebih lengkap rasanya apabila kita menyaksikan langsung sejarah tersebut. Banyak sejarah yang bisa disaksikan di Ambarawa. Terima kasih untuk para pahlawan yang telah berkorban demi kami-kami ini. Sayonara!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar