Rabu, 19 Agustus 2015

Mendadak Ujung Kulon

Entah kenapa tahun 2015 ini susah banget nyari perjalanan share cost (di luar perjalanan naik gunung). Saya akui bahwa mental traveler sekarang sudah banyak yang berubah. Di tahun 2014, masih banyak trip-trip share cost yang bertebaran, baik di laman BPI, kaskus, atau laman-laman lainnya. Mungkin, karena perekonomian yang semakin maju dan padatnya pekerjaan, orang-orang lebih memilih open trip, yang mana harganya lebih mahal, namun segala urusan sudah diatur oleh tour agent. Bagi backpacker kere macem saya gini, tentu saja menolak yang namanya open trip macam itu. Kami tetap menjunjung tinggi share cost trip. Selain karena biaya yang lebih murah, share cost melatih pejalan untuk mandiri. Ya kalau menurut saya sih, backpacker yang sesungguhnya adalah backpacker dengan share cost trip hehehe. Loh kok ini malah ngalor-ngidul gini ya. Okedeh kita langsung ke TKP!

Kamis, 13 Agustus 2015
Nah jadi, di sela-sela kegalauan saya mencari perjalanan share cost (eaaaaa), tiba-tiba  ada satu ajakan perjalanan share cost ke Ujung Kulon di laman BPI yang di-post oleh Tari. Perjalanan ini dijadwalkan berlangsung dari tanggal 14-16 Agustus 2015 (dan saya baru tahu perjalanan ini sehari sebelumnya). Jadi ceritanya, perjalanan ini diinisiasi oleh teman-teman FBI aka. Female Backpacker Indonesia. Meskipun diinisiasi kaum hawa, ada juga beberapa kaum adam yang ikut perjalanan ini. Ternyata, ada beberapa peserta trip yang mengundurkan diri, sehingga Tari sebagai Tour Leader membuat ajakan perjalanan supaya kuota tetap terpenuhi (target peserta 31 orang). Berdasarkan itinerary, ada beberapa spot di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang akan kami sambangi, yaitu Citelang, Cidaon, dan Pulau Peucang.

Peta Taman Nasional Ujung Kulon
lovelyones.files.wordpress.com

Sabtu, 08 Agustus 2015

Danau Kaldera Tertinggi di Asia Tenggara

Selagi masih di Taman Nasional Kerinci-Seblat (TNKS), rasanya sayang jika hanya mendaki Gunung Kerinci. Karena datang dari jauh, saya juga ingin mengeksplor lebih jauh tempat menarik yang ada di TNKS. Selain ada Gunung Kerinci, ada juga obyek menarik lain di TNKS, yaitu Danau Gunungtujuh dan Danau Kaco. Kedua tempat tersebut merupakan tempat yang unik. Danau Gunungtujuh disebut-sebut sebagai danau kaldera tertinggi di Asia Tenggara. Sedangkan, Danau Kaco merupakan danau dengan kejernihan air yang luar biasa. Danau ini memancarkan sinar seperti kaca, persis sesuai namanya.

Sebetulnya, tim kami ingin mengunjungi kedua tempat tersebut. Karena pertimbangan waktu, maka kami harus memilih salah satu tempat saja. Maklum, kami sudah membeli tiket pesawat untuk tanggal 30 April 2015 dan takutnya kami tidak mampu mengelola waktu kepulangan dengan baik. Oleh karena itu, kami sepakat untuk mengunjungi Danau Gunungtujuh saja. Danau Gunungtujuh letaknya lebih dekat dengan Basecamp Jejak Kerinci, sehingga kami tidak perlu terburu-buru saat kepulangan.

Danau Gunung Tujuh,  Dilihat dari Gunung Kerinci

Ninggalin Skripsi demi 3.805

Skripsi......Bagi mahasiswa tingkat akhir, mungkin kata ini sangat sensitif di telinga. Skripsi ibarat api pencucian dosa yang harus dilalui mahasiswa untuk meraih gelar sarjana. Bagi mahasiswa paling pintar di kampus sekalipun, skripsi tetaplah tugas yang sangat sulit untuk diselesaikan, Tingkat kesulitannya hampir sama dengan tingkat kesulitan misi terakhir GTA San Andreas (itu pun sudah pakai cheat loh huahahaha). Begitu juga dengan saya. Sebagai mahasiswa semester 8, skripsi merupakan tahap terakhir sebelum saya mendapat gelar sarjana. Memang susah ya jadi pekerja kantoran atau mahasiswa yang hobinya jalan-jalan. Di tengah kesibukan, pasti terbersit keinginan untuk pelesiran, entah jarak dekat ataupun jauh.

Di saat saya sedang menjalani misi terakhir sebagai mahasiswa, saya juga harus menjalani misi yang sudah lama saya impikan, yaitu mendaki Gunung Kerinci. Bagi saya, skripsi adalah tugas besar yang harus saya tunaikan sebagai bentuk tanggung jawab kepada orangtua. Saya sudah bertekad sebelumnya bahwa saya tidak akan jalan-jalan selama masa pengerjaan skripsi, supaya dapat fokus dan skripsi selesai tepat waktu. Di saat yang sama, saya juga telah ada janji dengan teman-teman backpacker untuk mendaki Gunung Kerinci. Janji itu sudah dibuat pada akhir tahun 2014, sebelum masa pengerjaan skripsi saya berlangsung. Ada tanggung jawab kepada orangtua yang harus saya tunaikan, namun saya juga sadar bahwa kesempatan mendaki Kerinci mungkin tidak datang dua kali. Karena waktu dan kesempatan yang terbatas, akhirnya saya memutuskan untuk menjalani kedua misi ini secara bersamaan.

Gunung Kerinci Gagah Menjulang

Jumat, 07 Agustus 2015

Little China di Sam Poo Kong

Kota Semarang memang kota yang penuh dengan peradaban. Bagi penggemar wisata sejarah, Kota Semarang dapat menjadi salah satu destinasi yang patut dicoba. Banyak peninggalan sejarah dan budaya di Kota Semarang. Saat saya mengunjungi Kota ini, saya juga menyempatkan diri untuk melihat peninggalan sejarah dan budaya yang ada di sini. Saya mengunjungi salah satu Kelenteng terkenal di Indonesia, yaitu Kelenteng Sam Poo Kong. Kelenteng ini terletak di Jalan Simongan, Kota Semarang. 

Keberadaan Kelenteng ini sangat terkait dengan kisah seorang pelaut Muslim Tiongkok, yaitu Laksamana Cheng Ho yang berasal dari Dinasti Ming, Tongkok. Pada tahun 1401, Laksamana Cheng Ho berlabuh di Semarang dan membangun Masjid untuk beribadah. Pada akhirnya, kompleks Masjid ini menjadi Kelenteng yang dapat kita lihat saat ini.

Patung Laksamana Cheng Ho di Kelenteng Sam Poo Kong

Kulon Progo: The Jewel of Java

http://kanaljogja.com/

Kulon Progo.....mungkin masih belum banyak orang yang tahu mengenai Daerah ini. Memang betul, namanya masih kalah tenar dibandingkan dengan Daerah lain di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yaitu Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, dan Gunung Kidul. Kulon Progo merupakan Kabupaten yang masih tertinggal pembangunannya jika dibandingkan dengan Daerah lain di Provinsi DIY. Sesuai  data statistik, Kulon Progo adalah Daerah dengan perekonomian terendah dan memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di Provinsi DIY. Meskipun demikian, banyak potensi yang dapat digali di Kulon Progo.

Gunung Halimun: Turing Bareng Ring of Fire Adventure Indonesia

Gimana ya rasanya turing bareng artis? Ya kalau bukan artis, minimal turing bareng orang terkenal lah hehehe. Saya mungkin cukup beruntung karena berkesempatan turing bersama dengan personil Ring of Fire Adventure Indonesia (RoFA). Bagi pehobi motor dan petualang, mungkin RoFA sudah bukan nama asing lagi. Seperti yang sudah saya posting sebelumnya di Jamnas RoFA 2014, RoFA merupakan sebuah ekspedisi yang berupaya mengeksplor keindahan alam dan budaya Indonesia. Tim RoFA terdiri dari Youk Tanzil sebagai Team Leader, Andrew Las Marias sebagai Road Captain, Banyu Tanzil, Esperanza Tanzil. Diva Tanzil, Gio Tanzil, PS. Andini, dan segenap crew.

Setelah Jamnas 2014, Om Youk mulai dekat dengan saya dan beberapa Rofers (sebutan untuk penggemar RoFA) di Jabodetabek. Om Youk ternyata suka bersepeda di UI dan sering mengajak Rofers untuk makan ketoprak bareng. Ini lah hebatnya Om Youk. Meskipun memiliki harta, beliau tetap membumi dan bergaul dengan semua kalangan.

Searah jarum jam: Mas Hendra (baju hitam), Nanna (istrinya Mas Hendra, masih kuliah juga), Bule Anies (dosen Gunadarma), saya, Om Youk, dan Mbak Andini.

11 Hari untuk Rinjani

Gunung Rinjani. Para pendaki gunung pasti sudah tidak asing dengan nama ini. Rinjani merupakan gunung yang terletak di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung ini merupakan yang tertinggi di wilayah Kepulauan Sunda Kecil. Rinjani seakan memiliki magnet, sehingga banyak pendaki domestik dan asing yang rela pergi jauh untuk melihatnya. Rinjani memang terkenal akan keindahan alamnya yang luar biasa.

Rinjani memang indah. Tapi itu kan kata orang lain. Selama ini, saya hanya bisa memandangi keindahannya dari TV, majalah National Geographic, dan foto-foto racun di media sosial. Saya sempat berpikir, mendaki Rinjani hanyalah khayalan semata. Saya hanyalah mahasiswa yang bermodal pas-pasan. Selain itu, jarak Jakarta Lombok sangatlah jauh, sehingga mendaki Rinjani mungkin akan saya lakukan ketika saya sudah mapan nanti. Tapi, Tuhan selalu punya rencana untuk umat-Nya. Pada tahun 2014, akhirnya saya memiliki kesempatan untuk mengunjungi salah satu The Seven Summits of Indonesia ini.

Siapa yang meragukan keindahan Gunung Rinjani?

Kamis, 06 Agustus 2015

Pagoda Buddhagaya Watugong

Pagoda Buddhagaya Watugong merupakan Pagoda tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 45 meter. Pagoda ini terlihat gagah menjulang dengan tujuh lantainya. Nama Watugong diberikan karena ada batu berbentuk gong di area ini. Kompleks Pagoda ini dibangun pada tahun 1955. Relatif mudah untuk mengunjungi Pagoda ini. Letaknya hanya 6 km dari Tembalang, Semarang Selatan dan persis berada di sisi jalan raya Semarang-Ambarawa. Untuk mengunjungi Pagoda, tidak ada tarif yang dikenakan, namun pengunjung harus melapor ke satpam dan ada sumbangan sukarela. 

Ini dia batu berbentuk gong

Candi Gedong Songo: Gedong Sesuai Namanya

Candi Gedong Songo terletak di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Candi ini dibangun pada abad ke-9 oleh Wangsa Syailendra. Awalnya, Candi ini ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1740. Pada saat itu, hanya tujuh Candi yang berhasil ditemukan. Pada periode 1908-1911, seorang arkeolog Belanda yaitu Van Stein Callenfels berhasil menemukan dua candi lagi, sehingga total candi menjadi sembilan buah.

Perjalanan menuju Candi Gedong Songo saya lakukan pada 6 Juni 2014. Perjalanan saya mulai dari Terminal Banyumanik, Semarang selatan. Banyak bus yang beroperasi di sini. Katakan saja kepada kernet bus bahwa Anda ingin menuju ke Pertigaan Bandungan. Tarif bus sebesar 8 ribu rupiah. Dari Pertigaan Bandungan, ada angkot yang menuju ke arah Candi Gedong Songo. Tarif angkot 6 ribu rupiah. Tapi, angkot ini ternyata tidak mengantar sampai ke Candi Gedong Songo. Penumpang turun di sebuah pasar (saya lupa nama pasarnya). Candi Gedong Songo masih terletak lumayan jauh dari pasar ini. Kata pedagang di pasar, jarang ada angkot yang menuju ke Candi. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk naik mobil bak bareng ibu-ibu yang habis berbelanja di pasar.

Untung saja ada mobil bak, sekalian merasakan kehidupan warga sekitar

Menyaksikan Sejarah di Ambarawa

Ambarawa merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Tempat ini merupakan saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia di masa kolonial Belanda. Tidak heran, karena Ambarawa merupakan salah satu basis Belanda di Pulau Jawa, Ada beberapa peninggalan sejarah yang dapat kita temui di tempat ini. Selama di Ambarawa, saya mengunjungi Museum Kereta Api Ambarawa dan Monumen Palagan Ambarawa

Slogan pejuang Indonesia dalam menghadapi tentara kolonial

Destinasi pertama yang saya datangi adalah Museum Kereta Api Ambarawa. Dahulu, Museum ini merupakan stasiun kereta api aktif. Stasiun kereta api Ambarawa dibangun pada tahun 1873. Pada 1976, Stasiun ini diubahfungsikan menjadi Museum oleh Gubernur Jawa Tengah pada masa itu. Di Museum ini, pengunjung dapat melihat kereta uap bergerigi yang sangat langka. Konon, kereta uap bergerigi hanya ada tiga di dunia, yaitu di Indonesia, Swiss, dan India.

Rabu, 05 Agustus 2015

Rawa Pening: Mengobati Kepala Pening

Tahun 2014 memang tahun penuh trip. Sebagai mahasiswa kuli, saya memang butuh refreshing untuk mengobati kepala yang pening akibat kesibukan kuliah. Saat sedang libur semester 6, saya mencoba mengasingkan diri ke Semarang. Ini merupakan solo travelling kedua saya setelah perjalanan ke Trowulan. Di Semarang, saya sudah janjian dengan teman SMA saya yaitu Raymond. Kebetulan Raymond sedang kuliah di Universitas Diponegoro dan nge-kos di daerah Tembalang, Semarang selatan.

Perjalanan saya mulai pada 4 Juni 2014. Saya menggunakan Kereta Matarmaja dari Stasiun Pasar Senen. Tarif kereta seharga 65 ribu rupiah. Kereta berangkat pukul 3 sore. Di dalam kereta, kebetulan saya satu tempat duduk juga dengan mahasiswa Undip (waduh saya lupa namanya). Dia memberikan saya beberapa rekomendasi tempat wisata di sekitar Semarang dan transportasi untuk menuju ke sana.

Ring of Fire Adventure Indonesia: Jambore Nasional 2014

Bagi para pehobi motor dan kegiatan petualangan, mungkin nama Ring of Fire Adventure (RoFA) sudah tidak asing lagi. RoFA merupakan sebuah ekspedisi yang dilakukan untuk mengeksplor keindahan alam dan budaya Indonesia. Proyek ini diinisiasi oleh Youk Tanzil dan keluarganya. RoFA sudah menjalani tiga ekspedisi, yaitu Stage 1 (Kepulauan Sunda Kecil dan Jawa), Stage 2 (Sulawesi dan Maluku), dan Stage 3 (Sumatra). Perjalanan mereka lakukan dengan menggunakan kendaraan pribadi, yaitu sepeda motor dan mobil.


Tim Ring of Fire Adventure Indonesia
deladeeel-adel.blogspot.com

Saya baru mengetahui RoFA pada tahun 2012. Saat itu tim mereka menjadi bintang tamu di acara Kick Andy (Metro TV). Keren sekali, satu keluarga melakukan perjalanan jauh bersama-sama untuk mengeksplorasi keindahan Indonesia, serta untuk mengajarkan rasa cinta tanah air kepada anak-anak Youk Tanzil. Setelah itu, saya rajin mengikuti tayangan ekspedisi mereka yang disiarkan di Metro TV setiap hari Minggu. Saking populernya acara ini, mereka sudah memiliki kelompok fans tersendiri yang terdiri dari para peturing, backpacker, dan kalangan lainnya.

First Time in Bali: Penelitian Sekaligus Pelesir

Pulau Bali....Inilah Pulau yang telah menarik perhatian masyarakat dunia. Sering disebut sebagai Island of God atau Pulau Dewata. Tidak heran bila Bali menjadi magnet bagi wisatawan global. Selain memiliki panorama alam yang indah, masyarakat Bali juga berhasil melestarikan budayanya. Hal tersebut membuat wisatawan tertarik mengunjungi Pulau ini. Sebagai orang Indonesia asli, saya belum pernah menginjakkan kaki di Pulau Bali. Padahal, orang asing saja sudah sekian kali bolak-balik ke Bali (ngenes banget sih gua). Tapi, rejeki gak kemana. Akhirnya Tuhan memberikan saya kesempatan untuk mengunjungi Pulau eksotis ini.

Akhirnya bisa ke Bali coyyy

Going Wild di Taman Nasional Baluran

Kegiatan wisata menjadi salah satu tren yang dilakukan masyarakat Indonesia dalam dekade terakhir. Salah satu jenis wisata yang diminati ialah wisata alam. Indonesia memang dikaruniai keindahan alam yang luar biasa, sehingga wisata alam menjadi salah satu wisata unggulan di tanah air. Alam menyediakan berbagai lanskap yang menawan, mulai dari pegunungan, hutan, hingga pantai. Tentu saja, mata akan dimanjakan dengan panorama yang disediakan oleh alam.

Gunung, hutan, atau pantai dapat menjadi pilihan bagi penggemar wisata alam. Namun, bagaimana jadinya apabila kita ingin melihat banyak bentang alam dalam satu tempat? Jawabannya dapat kita temukan di Taman Nasional Baluran. Baluran merupakan Taman Nasional yang terletak di Kabupaten Sitobondo, Provinsi Jawa Timur. Baluran memiliki ekosistem yang lengkap. Kita dapat menemukan ekosistem pegunungan, hutan hujan tropis, savana, hingga ekosistem pesisir di tempat ini. Sekitar 40 persen vegetasi Baluran merupakan padang savana, sehingga tempat ini kerap dijuluki Africa van Java. Baluran juga merupakan rumah bagi satwa liar seperti banteng, rusa, atau macan tutul. Mengunjungi tempat ini sangat cocok untuk merasakan kehidupan liar di alam bebas.


Selasa, 04 Agustus 2015

Kawah Ijen: Balada Belerang

Backpacking memang bikin ketagihan. Ketika sukses mengunjungi suatu destinasi, maka kita akan penasaran untuk mengunjungi destinasi yang lebih jauh. Setelah saya mengunjungi Malang dan Trowulan, maka saya juga ingin mengunjungi destinasi yang lebih jauh. Kali ini, saya berkesempatan untuk mengunjungi Kawah Ijen. Kawah Ijen terletak di Provinsi Jawa Timur, tepatnya di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi. Kawah Ijen merupakan salah satu destinasi wisata yang terkenal di Indonesia dan dunia. Tempat ini terkenal dengan fenomena alamnya yaitu api biru (bluefire) yang sangat langka di dunia. Pada 26 Januari 2014, akhirnya saya mendapat kesempatan untuk mengunjungi tempat ini.


Perjalanan ini merupakan open trip saya yang kedua setelah trip Semeru (yang Tertunda). Perjalanan ini diinisasi oleh beberapa teman fotografer yaitu Bang Rian (Medan) dan Bang Alfin (Bekasi). Mereka membuat ajakan di laman Backpacker Indonesia (BPI) dan kaskus. Untung saya sempat melihat ajakan ini dan saya langsung menghubungi Bang Alfin untuk bergabung. Saya memang sangat penasaran untuk mengunjungi Kawah Ijen. Sesuai dengan rencana, rombongan akan mengunjungi Kawah Ijen dan Taman Nasional Baluran. Total peserta trip ada 22 orang. Inilah daftar peserta trip:

Trowulan: The Capital City of Majapahit

Kejayaan datang bagai sebuah siklus. Tidak setiap masa dapat dijadikan masa kejayaan. Paling tidak, begitulah yang terjadi dengan Bangsa ini. Dahulu, pernah tercipta kejayaan di wilayah yang saat ini disebut sebagai Indonesia. Di sini pernah berdiri sebuah peradaban yang agung. Sebuah peradaban yang menyatukan pulau-pulau yang terpisah laut. Tentara, emas, dan hasil bumi dapat dijadikan tolak ukur kemakmurannya. Sebuah peradaban yang membentuk Nusantara. Itu lah Majapahit.

Nusantara memang pernah mencicipi masa jaya pada abad ke-14. Pada saat itu, ada sebuah Kerajaan yang sangat berpengaruh, Majapahit namanya. Melalui kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gadjah Mada, Majapahit mampu mengontrol wilayah luas di tenggara Benua Asia. Majapahit merupakan Kerajaan Hindu-Budha yang makmur. Kemakmurannya bukan didapat hanya dengan perang. Pemimpin Majapahit juga melakukan politik diplomasi dengan Kerajaan-kerajaan di sekitarnya

Pendakian Semeru (Yang Tertunda)

Gunung Semeru merupakan sebuah gunung yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam wilayah Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (TNBTS). Semeru bukanlah gunung biasa. Gunung ini memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) sehingga dinobatkan sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa. Gunung ini juga termasuk dalam The Seven Summit of Indonesia.

Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru
commons.wikimedia.org

Semenjak tiga tahun terakhir, Gunung Semeru menjadi incaran bagi para pendaki di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh penayangan film layar lebar "5cm". Film ini mengisahkan lima orang sahabat yang mendaki Gunung Semeru. Keindahan Semeru benar-benar diekspos dalam film tersebut. Alhasil, banyak orang yang tertarik untuk melihat secara langsung keindahan Gunung ini. Selain pendaki yang sudah berpengalaman, ada juga pendaki pemula yang ingin mendaki Semeru. Semenjak kemunculan film "5cm", banyak muncul pendaki dadakan minim pengalaman yang nekat mendaki Semeru. Pendaki tipe ini akhirnya dijuluki "pendaki 5cm. Ada dari mereka yang belum pernah mendaki gunung dan tidak memiliki perlengkapan pendakian memadai, namun nekat mendaki Semeru. Semeru bukanlah Gunung ringan yang mudah didaki. Perlu persiapan memadai untuk mendakinya.

Senin, 03 Agustus 2015

Pendakian Ceria Papandayan

Mendaki gunung merupakan aktivitas yang disukai banyak traveler. Kegiatan ini merupakan salah satu olahraga yang tergolong ekstrem. Aktivitas ini berbeda dari kegiatan travelling biasa. Pendaki gunung dituntut memiliki fisik dan mental yang kuat, serta perlengkapan pendakian yang memadai. Ada baiknya pendaki pemula memilih gunung yang tidak terlalu berat medannya sebagai sarana latihan. Begitu pula dengan saya sendiri. Karena belum pernah mendaki gunung, maka saya dan beberapa teman mencoba untuk berlatih mendaki di Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Sudah dari SMA saya mendambakan bisa mendaki gunung, dan akhirnya kesampaian saat ini. Saya memang perlu berlatih mendaki gunung, karena saya memiliki impian untuk mendaki The Seven Summit of Indonesia. Terlihat ambisius, namun itulah tujuan saya. Oke, kita langsung saja ke lokasi yang ingin dituju, yaitu Gunung Papandayan.

Sedikit Spoiler Mengenai Papandayan

KAWAH PUTIH: Touring Untuk Pertama Kalinya

Selain dengan cara ngeteng angkutan umum, kita juga bisa melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Salah satu kendaraan yang dapat digunakan adalah sepeda motor. Mengendarai sepeda motor tentunya menimbulkan kesan tersendiri. Banyak alasan mengapa seseorang melakukan perjalanan dengan menggunakan sepeda motor. Kalau saya pribadi, saya dapat merasakan secara langsung udara di alam bebas. Selain itu, sepeda motor lebih praktis bila digunakan kemana-mana. Kali ini, saya dan lima orang teman kampus mencoba untuk melakukan perjalanan dengan menggunakan sepeda motor. Tujuan kami ialah mengunjungi Kawah Putih yang terletak di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung. 

Perjalanan ini dimulai pada 25 April 2013. Titik start dimulai dari Kampus tercinta FISIP UI. Saya pergi bersama lima teman saya, yaitu Ihsan, Ghalih, Dali, Sansan, dan Chawin. Kami menggunakan empat sepeda motor (dua orang dibonceng). Inilah rute yang akan kami lalui:

Perjalanan Menempuh Jarak Sekitar 400 KM Pulang-Pergi

DIENG: Latihan Jadi Backpaker

Kalau ingin menggeluti suatu hal, ada baiknya seseorang melakukan latihan terlebih dahulu. Sama halnya dengan menjadi seorang backpacker. Menjadi seorang backpacker memang sudah impian saya sejak masih SMA. Saya ingin menjadi backpacker karena ingin menjadi pribadi yang lebih mandiri dan juga ingin mengenal Indonesia lebih jauh. Banyak yang bingung ketika melakukan perjalanan backpacker untuk pertama kalinya. Begitupun dengan saya. Sebenarnya, saya sudah beberapa kali melakukan perjalanan, namun belum pernah apabila dengan cara backpacker. Keinginan saya untuk menjadi backpacker akhirnya kesampaian saat saya sudah menjadi mahasiswa. Pada awal 2013, saya dan tiga orang teman memutuskan untuk pergi ke Dataran Tinggi Dieng, Provinsi Jawa Tengah. Tentu saja, perjalanan dilakukan dengan gaya backpacker. Kebetulan, kami berempat masih newbie dalam hal backpackeran. Ini lah saatnya untuk berlatih menjadi seorang backpacker.

I'm ready to......