Senin, 28 September 2015

Laut Indonesia: Kaya Tapi Miskin?

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Total luas wilayah Indonesia mencapai 7,7 juta km2. Sekitar 2/3 wilayahnya merupakan laut. Banyak yang mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara maritim. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Negara maritim adalah sebuah negara yang menguasai semua kekuatan strategis di lautan yang didukung oleh kekuatan maritim baik itu armada perdagangan, armada perang, industri maritim serta kebijakan pembangunan negara yang berbasis maritim (Dewan Kelautan Indonesia, 2012). Di Indonesia, sektor kelautan menjadi sektor pinggiran. Sudah sejak lama Bangsa Indonesia dipaksa meninggalkan laut. Padahal, Bangsa ini pernah merebut kejayaan karena berhasil membangun maritimnya.

Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit pernah menjadi kerajaan kuat di Asia karena berhasil menguasai laut. Semenjak masuknya Belanda di tanah air, Bangsa Indonesia digiring untuk membangun daratan dan melupakan laut. Hal tersebut masih berlangsung sampai saat ini. Laut dianggap sebagai tempat yang tidak produktif. Ada satir yang menganggap bahwa laut merupakan tempat jin buang anak. Belum lagi candaan anak muda yang mengatakan: “Mimpi lo, ke laut aje sono!” Itu lah bukti yang menunjukkan bahwa budaya bahari kita telah hilang. Untung saja masih ada pemimpin bangsa yang berusaha mengembalikan kejayaan maritim Indonesia. Di pemerintahan baru saat ini, Presiden Joko Widodo berambisi untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Sebagai komponen bangsa, sudah semestinya kita mendukung visi tersebut demi kehidupan yang lebih baik.

www.beritaasatu.com

Minggu, 27 September 2015

Raksasa Maritim yang Tertidur: Sebuah Filosofi Tentang Kejayaan

Tahun 2014, Indonesia sukses melaksanakan pesta demokrasi. Terlepas dari ganasnya rivalitas politik, akhirnya Indonesia memiliki Presiden baru. Joko Widodo resmi terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia yang ke-7. Presiden kemudian membentuk Kabinet Kerja untuk mewujudkan visi dan misinya.

Pemerintahan di negara manapun pasti memiliki sebuah visi yang ingin diwujudkan. Di Pemerintahan Kabinet Kerja, ada sebuah visi penting yang dapat dikatakan “baru”. Visi tersebut adalah visi maritim. Presiden Joko Widodo ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Visi ini dapat dikatakan “baru”. Meskipun Indonesia merupakan negara kepulauan, pembangunan sektor kelautan masih diposisikan sebagai sektor pinggiran. Menurut saya pribadi, siapapun yang terpilih menjadi Presiden, visi maritim tetap harus diwujudkan.


Sumber: Majalah Alumni Universitas Indonesia Edisi Oktober-November 2014


Senin, 21 September 2015

Komitmen Kabupaten Badung untuk Pembangunan Berkelanjutan: Bagaimana Implementasinya?


Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang terus-menerus menuju perbaikan di segala bidang kehidupan masyarakat dengan berdasarkan seperangkat nilai yang dianut yang menuntun masyarakat untuk mencapai tingkat kehidupan yang didambakan (Alam, 2007:31). Dari definisi tersebut, dapat dilihat bahwa pembangunan dapat mendatangkan efek positif terhadap masyarakat.

Pembangunan dibagi menjadi dua jenis, yaitu pembangunan fisik dan pembangunan non fisik. Menurut Muljana (2001) dalam Pramana (2013: 6), pembangunan fisik adalah pembangunan yang bersifat membangun infrastruktur atau prasarana, yaitu bangunan fisik ataupun lembaga yang mempunyai kegiatan produksi, logistik dan pemasaran barang dan jasa serta kegiatan kegiatan lain dibidang ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan. Sedangkan pembangunan non fisik adalah pembangunan yang lebih bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dari penjelasan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pembangunan fisik sifatnya tangible, sedangkan pembangunan non fisik bersifat intangible.

Minggu, 20 September 2015

Semeru Setelah 5 cm dan Upaya Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan


Lingkungan merupakan tempat tinggal bagi makhluk hidup. Makhluk hidup−yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan−menggantungkan hidupnya pada lingkungan. Lingkungan menyediakan sumber daya alam yang berguna bagi kelangsungan makhluk hidup. Bagi manusia, lingkungan juga memiliki fungsi-fungsi yang dapat menunjang kehidupannya

Salah satu fungsi lingkungan menurut De Groot, et al. (1994: 318) adalah fungsi pembawa. Salah satu aspek dari fungsi pembawa adalah pariwisata. Menurut Spilane (1987) dalam Subagyo (2012: 2), pariwisata diartikan sebagai perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, dalam rangka mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Dari definisi tersebut, dapat dilihat bahwa pariwisata merupakan salah satu kebutuhan manusia. Bahkan, pariwisata sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian kalangan.

Minggu, 13 September 2015

Lampung Barat: Cerita Tentang Ombak dan Gajah

sd.keepcalm-o-matic.co.uk

Lampung merupakan sebuah Provinsi yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatra. Provinsi ini memiliki peran dan lokasi yang strategis, karena merupakan titik penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatra. Apa yang terbersit di pikiran Anda ketika mendengar nama Lampung? Apakah Anda membayangkan kopi, pisang, gajah, transmigrasi, atau mungkin begal? Hehehe. Ya, betul sekali. Hal-hal tersebut memang identik dengan Provinsi Lampung. Selain terkenal sebagai penghasil komoditas pangan, Lampung juga memiliki potensi wisata yang boleh dikatakan masih tersembunyi. 

Lampung sebenarnya memiliki jarak yang relatif dekat dengan Jakarta, namun Provinsi ini masih jarang dikunjungi oleh wisatawan dari Jakarta atau daerah sekitarnya. Mungkin karena terpisah oleh laut, sehingga Lampung seakan-akan terletak sangat jauh dari Jakarta. Padahal, jarak Jakarta-Lampung hampir sama dengan jarak Jakarta-Bandung. Lampung memiliki bentang alam yang relatif lengkap. Terdapat pegunungan, hutan, sungai, danau, pantai, dan pulau-pulau kecil yang kesemuanya memiliki potensi keindahan. Lampung juga memiliki kekayaan sosial, sehingga dijuluki Sai Bumi Ruwai Jurai. Kurang lebih, artinya adalah bumi yang multi etnis. Provinsi ini memang terkenal sebagai lokasi tujuan transmigrasi sejak jaman kolonial Belanda. Terdapat transmigran asal Jawa, Bali, dan daerah lain yang telah berbaur dengan penduduk asli Lampung, yaitu Saibatin dan Pepadun.

Kamis, 03 September 2015

WHEN TOURISM EATS YOUR SPACE: EXCESSIVE HOTEL DEVELOPMENT IN YOGYAKARTA AND DENPASAR


Introduction
Tourism is an acitivity which has growing rapidly in recent years. United Nations defines tourism or travel as the displacement of persons between different geographic locations, for any type of purpose and for less than a year. Tourism can happen within a country or region or involve more than one country (www.un.org). Evidently, tourism has an economic impact that can generate revenue for State and society.

Indonesia is one of the countries which makes tourism as a source of revenue. In 2013, tourism gained 347 trillion rupiah for State revenue. It was equal with 23 percent of total State revenue in 2013 (www.unsil.ac.id, 2015). It indicates that tourism is an important sector in producing state revenue. Tourism in Indonesia is affected by the economic growth. The people’s income is increased, so that they could spend their money for leisure acitivites, such as tourism. Tourism emerges as a new lifestyle for Indonesian people.